Senin, 05 Januari 2009

Cantiknya Wujud; Keindahan Nan Maha Indah (3)

Cantiknya Wujud;

Keindahan Nan Maha Indah (3)

cahaya falak bak malak

dialah surya walau tampaknya reremangan

compang fakir camping sangat

dialah Raja di Raja walau bergelandangan

Sungguh Ia, Maha Kudus, telah menyembunyikan kekasih-kekasih-Nya di bawah kubah Keamanan dan LindunganNya, sehingga tak satupun bisa mengusik. Dan Sungguh Ia, Maha Kudus, telah menutupi para pecinta Nya yang Ia cintai dalam hakikat huwiyyah (keDiaan) -Nya yang azali, sehingga dikatakan laa ya’rifu al-waliyya illa al-waliyyu, tak mengenal Wali (Kekasih-Nya) kecuali Wali (Kekasih-Nya). Dan siapakah Wali-Wali -Nya? Siapakah Pecinta-PecintaNya yang Dia Cintai?

Alaa inna auliyaa`alloohi laa khoufun ‘alaihim wa laa hum yahzanuun. Ketahuilah, sesungguhnya Wali-Wali Alloh, bagi mereka tak ada takut tak pula khawatir. Bagaimana mungkin mereka khawatir, sedangkan ke mana saja mereka menghadap di situlah Wajah Allah? Betapa mungkin mereka takut, sedang tiada selembar daun pun jatuh di suatu tempat tak pula tumbuh melainkan semua itu atas Kehendak dan Izin Kekasih Yang Maha Cantik dan Maha kasih. Dan betapa mungkin gelombang peristiwa dan kejadian, walaupun gunung-gunung semua beterbangan dan langit tergulung, membuatnya sedih sedangkan tiada satu ruang dan waktu selembut apa pun melainkan Kekasih Nan Maha Lembut Meliputinya dengan aliran memerah Kasih Sayangnya yang tak terperi.

Ia nan selalu merasakan buaian dan dekapan mesra

ia pula nan selalu berbulan madu di awan-awan lagit membiru dengan asmara

ia pula nan selalu dibuai-buai oleh Tuhannya, Wali bobo oh Wali bobo

ia pula nan selalu dicumbu-guraui oleh Tuhannya, duhai Majnunku duhai Romeoku

Bagi para pecintaNya, Sungguh Kekasih itu Dekat, Dekat Sekali, bahkan lebih dekat dari urat lehernya. Hingga, udara dan dedaunan senantiasa merupakan alunan Salam baginya dari Kekasih. Hawa dan kelembutannya adalah sentuhan lembut lentik Jemari Sang Maha Layla. Kicau-kicau burung adalah merdu panggilannya, oh Qays-ku, pinta sang Maha Layla. Dan desahan jengkerik dan serangga-serangga dari jauh seolah adalah hehijaban cadar berlapis seribu bahkan tujuh puluh ribu dari Layla, Di Sinilah WajahKu, Di Sinilah WajahKu, bisiknya mesra.

tiada mungkin bayi cari pelukan selain ibunya, apa pula Qays ada dalam pelukan selain Lyala

segala mayapada, dan nanti bakapada ini, tak lain dan bukan selain pelukanNya kasihNya

Maka bila orang ta’at agar memperoleh tsawab (ganjaran surgawi / pahala), sang pecinta ta’at karena malu. Bila orang menangis mengingat neraka, sang pecinta menangis karena rindu. Bila orang tangisi nasibnya dan kerendahan ruhaninya, sang pecinta menangis karena WajahMu yaa Laylaku, di manakah ia? Bila orang bertaubat, dan terimalah taubatku Wahai Yang Maha Pengampun, maka pecinta rintihkan Lakukan Apa Yang Layak Bagi diriMu, dan jangan lakukan apa yang kuinginkan, waf’al bi maa anta ahluh, wa laa taf’al bimaa ana ahluh . Bila orang meratap-ratap dengan berbagai bala` dan bencana , maka pecinta menangis syahdu atas segala Perhatian Kekasihnya yang Abadi kepadanya.

Langit ini adalah langitMu, dan bumi ini adalah bumiMu

maka walau di tangan ku ada piala, kutahu ini adalah pialaMu

Timur ini adalah baratMu, dan barat ini adalah timurMu

maka walau di mata ku ada Kamu, ku tahu ini adalah tatapanMu

lagit dan bumi, dan dua dunia

melangit dan membumi, dosa-dosa hamba

namun lagit dan bumi, MilikMu Layla

WajahLayla, buat Majnun lupa diri, apalagi dosa

AnggurMu, namun dari PialaMu

Dalam PialaMu, namun dengan TuanganMu

TuanganMu, namun dengan IsyaratMu, minumlah

Kuminum, namun dengan tenggakanMu, mabuklah

Kumabuk, namun bukan karena Anggur

Kusempoyong, namun bukan karena Piala,

BibirMu Nan Mendayu Merah duhai Penuang

Buat Hatiku Membara Merah, Duhai Sayang

apa pun yang dikatakan, orang

apapun yang kukatakan, “aku”

apa pun yang dikatakan, angin

Engkau adalah Engkau, MuliaMu adalah JelitaMu

orang-orang nan cari Kemuliaan, adalah bak,

rusa-rusa nan cari Kerusaan, adalah bak,

para pedagang nan cari Perdagangan, adalah bak,

pecinta nan mencari Wajah, nafilah sirnalah tanpa bak !

Wa Allohu a’lam bi ash-showwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar