Anas bin Malik berkata: “Mereka membawa hadiah kepada Rasulullah Saw berupa ayam goreng. Nabi Saw menengadahkan tangannya untuk berdoa dan bersabda: “Allahummah sampaikanlah orang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.
Ketika itu, ‘Ali As datang dan mengetuk pintu. Karena aku berharap bahwa yang mengetuk pintu itu adalah seorang Anshar, aku berkata kepadanya bahwa Rasulullah Saw sedang sibuk; ‘Ali As kembali dan selang beberapa lama kemudian ia kembali mengetuk pintu. Aku tetap memberikan alasan yang sama kepadanya; ia kembali. Tatkala ia mengetuk pintu untuk yang ketiga kalinya, Rasulullah Saw bersabda kepadaku: “Wahai Anas, biarkanlah ia masuk. Yang aku maksud ialah orangnya.”[19]
Di samping itu, untuk mencintai Hadrat ‘Ali As, karakteristik dan tipologi yang disebutkan dalam hadits atau riwayat, tidak seorang pun yang menyamai karakteristik, keutamaan tipologi yang dimiliki oleh Hadrat ‘Ali As sebagaimana yang diriset oleh Ust. Ridha Jabbariyan, dalam kitabnya Al-Ghadir az Didgah-e Ahlisunnah, menyebutkan selangit keutamaan Baginda Ali sebagai berikut:
1. 1. Kecintaan kepada ‘Ali As adalah kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas bahwa suatu hari Rasulullah Saw sembari ia memegang tangan ‘Ali As keluar dari rumah, ia bersabda: “Ketahuilah!” Barang siapa yang memiliki kebencian kepada ‘Ali dalam dirinya, ia memillki kebencian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barang siapa yang mencintai ‘Ali As, ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.[20]
Rasulullah Saw bersabda kepada ‘Ali As:
يا عَلي! أَنْتَ سَيِّدٌ في الدُنْيَا وَالْآخِرَةِ
حَبيبُكَ حَبِيبي وَحَبِيبي حَبِيبُ الله
وَعَدُوُّكَ عَدُوِّي وَعَدُوِّي عَدُوَّ الله وَالْوَيْلُ لِمَن أبْغَضَكَ بَعْدِي
“Wahai ‘Ali! Engkau adalah tuan di dunia dan tuan di akhirat. Sahabatmu adalah sahabatku dan sahabatku adalah sahabat Allah; musuhmu adalah musuhku, musuhku adalah musuh Allah. Celakalah orang yang memusuhimu setelahku;[21]
Dan bersabda:
يَا عَلِيُّ مُحِبُّكَ مُحِبِّي وَمُبْغِضُكَ مُبْغِضي
“Barang siapa yang mencintai ‘Ali, ia mencintaiku. Dan barang siapa yang memusuhinya, ia memusuhiku“.[22]
2. Mencintai ‘Ali mendatangkan kebahagiaan
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang mecintai kedua anak ini (Hasan dan Husain), mencintai ayah dan ibunya, ia akan sederajat denganku pada hari kiamat.”[23]
Dan bersabda: “Barang siapa yang ingin mati dan hidup sebagaimana aku dan bermukim dalam surga untuk selamanya yang dijanjikan Tuhan kepadaku maka cintailah ‘Ali bin Abi Thalib.”[24]
Rasulullah Saw bersabda:
“Jibril mengabarkan kepadaku: “Kebahagiaan yang hakiki didapatkan oleh orang yang mencintai ‘Ali pada masa hidupnya dan setelah matinya, dan kecelakaan hakiki didapatkan oleh orang yang memusuhi ‘Ali pada masa hidupnya dan setelah matinya.”[25]
Ibn ‘Abbas berkata: “Aku berkata kepada Rasulullah Saw: “Ya Rasulullah! Apakah ada jalan untuk selamat dari api neraka?”
Ia bersabda: “Iya.”
Aku berkata: “Apakah itu ya Rasulullah?”
Ia bersabda: “Cinta kepada ‘Ali bin Abi Thalib.”[26]
3. Mencintai ‘Ali adalah sebuah amal shaleh.
Rasulullah Saw bersabda:
حُبُّ عليِّ بْنِ أبي طالِبْ يأكُلُ السيِّئَاتِ كَمَا تأَكُلُ النَّارُ اَلْحَطَبَ
“Kecintaan kepada ‘Ali melenyapkan segala keburukan, sebagaimana api melenyapkan seluruh kayu bakar.”[27]
Dan bersabda:
عنوان صحيفة المؤمن حب علي بن أبي طالب
“Alamat lembar kebaikan orang-orang Mukmin adalah kecintaannya kepada ‘Ali bin Abi Thalib.”[28]
4 4. Tidak mencintai ‘Ali membuat seluruh amalan ditolak
Rasulullah Saw bersabda:
لو أن عبداً عبد الله ألف عام وألف عام
وألف عام بين الركن والمقام ثمن
لقي الله عز وجل مبغضاً لعلي بن أبي طالب
وعترتي أكبَّه الله على منخريه في النار
Apabila seorang hamba hidup selama seribu tahun, seribu tahun, seribu tahun beribadah kepada Tuhan di antara rukun dan makam (di sekitar Ka’bah terdapat empat rukun, dan makam Nabi Ibrahim As. Beribadah di tempat ini memiliki ganjaran yang sangat melimpah ), akan tetapi ia membenci ‘Ali dan Ahli Baitku, maka Tuhan akan melemparkannya ke dalam jahannam.[29]
Dan bersabda:
يا علي لو أن أمتي صاموا حتى يكونوا كالحنايا وصلُّوا
حتى يكونوا كالأوتار ثم أبغضوك لأكبهم الله على وجوههم في النار
“Wahai ‘Ali! Apabila umatku sedemikian ia berpuasa sehingga badannya menjadi bungkuk. Dan sedemikian ia mengerjakan shalat sehingga raganya seolah-olah mengejang, lalu ia membencimu, maka Allah Swt akan melemparkannya ke dalam jahannam.[30]
5. Kebencian kepada ‘Ali tidak akan bersatu dengan kecintaan kepada Rasulullah Saw
Rasulullah bersabda:
يا علي من زعم أنه يحبني وهو يبغضك فهو كذاب
“Wahai ‘Ali! Berdusta orang yang mengatakan cinta kepadaku namun memiliki kebencian kepadamu.”[31]
6. Kebencian kepada ‘Ali tidak akan bersatu dengan iman
Rasulullah Saw bersabda:
من زعم أنه آمن بي وما جِئْتُ به وهو يبغض علياً فهو كاذب ليس بمؤمن
Barang siapa yang menyangka bahwa ia beriman kepadaku dan agamaku, akan tetapi membenci ‘Ali maka ia berkata dusta; ia bukanlah seorang Mukmin.[32]
7. Kebencian kepada ‘Ali adalah kekafiran
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang membencimu dan kemudian ia meninggal, ia meninggal dalam keadaan kafir; akan tetapi ia akan dihisab seperti orang-orang Muslim.[33]
Layak kiranya hadits ini kita berikan ulasan yang jeluk dan menyingkap makna yang bersemayam dalamnya. Terdapat dua pendapat ihwal hisab orang-orang kafir:
Pendapat pertama, orang-orang kafir akan dihukum dan dijerat karena dosa-dosa mereka. Akan tetapi meninggalkan amalan-amalan yang diwajibkan dalam Islam maka ia tidak akan dijerat dan dihukum. Sebagaimana apabila ia melakukan perbuatan yang diharamkan dalam Islam, ia tidak akan dihukum. Karena perhitungan ini terkhusus bagi mereka yang tidak ternodai dengan kekufuran, apabila tidak dengan adanya kekufuran (itu sendiri) setiap dosa adalah kecil.
Pendapat kedua, orang-orang kafir disamping ia akan dihukum lantaran kekufuran dan ketiadaan akidah yang benar juga akan dihukum lantaran perbuatan dan tingkah lakunya; artinya dari dimensi akidah ia akan mendapatkan hukuman kekafiran, dan pada wilayah perbuatan ia akan dihukum atas setiap perbuatan dosa yang ia lakukan dan setiap kewajiban yang ia tinggalkan. Para penyokong pendapat ini membuat sebuah kaidah yang menyebutkan:
“Orang-orang kafir sebagaimana ia dihukum karena mengingkari usuluddin, ia juga akan dihukum lantaran mengingkari furu’ddin.
Hadits yang disebutkan di atas, hukuman atas kebencian kepada ‘Ali As ditetapkan berdasar kepada pendapat kedua.
8. Kecintaan kepada ‘Ali adalah alamat keimanan dan kebencian kepadanya adalah alamat kemunafikan
Rasulullah Saw bersabda:
يا علي لا يحبك إلا مؤمن ولا يبغضك إلا منافق
“Tidak mencintaimu selain orang mukmin dan tidak membencimu selain orang munafik.”[34]
Hadrat ‘Ali As sendiri bersabda: “Demi Allah! Rasulullah Saw bersabda kepadaku bahwa tidak mencintaiku kecuali orang mukmin dan tidak membenciku kecuali orang munafik.”[35]
Dan atas alasan ini para sahabat berkata kepadanya: “Kami mengenal orang-orang munafik dengan mengenal orang yang bermusuhan dengan ‘Ali.”[36]
9. Menyakiti ‘Ali adalah menyakiti Rasulullah Saw
Rasulullah Saw bersabda:
من آذى علياً فقد آذاني
“Barang siapa yang menyakiti ‘Ali sesungguhnya telah menyakitiku.”[37]
Dan bersabda: “Wahai ‘Ali! Barang siapa yang menyakitimu sama dengan menyakitiku dan barang siapa yang menyakitiku sama dengan menyakiti Allah.”[38]
10. Mencela ‘Ali adalah mencela Rasulullah Saw
Rasulullah Saw bersabda: “Barang siapa yang mencela ‘Ali, ia telah mencelaku. Dan barang siapa yang mencelaku, ia telah mencela Allah. Dan barang siapa yang mencela Allah, ia akan dilemparkan ke dalam jahannam.”[39]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar