Sabtu, 27 Desember 2008

Keutamaan Imam Ali a,s (III)

11. Meninggalkan ‘Ali adalah meninggalkan Rasulullah Saw

Rasulullah Saw bersabda:

من فارق علياً فارقني ومن فارقني فارق الله عز وجل

Barang siapa yang meninggalkan ‘Ali, ia telah meninggalkan aku. Dan barang siapa yang meninggalkan aku, ia telah meninggalkan Allah.[40]

12. Memerangi ‘Ali adalah memerangi Rasulullah Saw

Abu Hurairah berkata: “Rasulullah Saw datang menjenguk ‘Ali, Fatimah, Hasan dan Husain dan bersabda:

أنا حرب لمن حاربكم وسلم لمن سالمكم

“Barang siapa yang berperang denganmu, maka aku berperang dengannya. Dan barang siapa yang berdamai denganmu, maka aku berdamai dengannya.”[41]

13. Panji hidayah

Rasulullah Saw bersabda kepada Aba Barzah:

يا أبا برزة إن رب العالمين عَهِد إليَّ عهداً في

علي بن أبي طالب صلوات الله عليه وآله :

فقال : إنه راية الهدى ومنار الإيمان وإمام أوليائي ونور جميع من أطاعني

Wahai Aba Barzahٰ Allah Swt berfirman kepadaku ihwal ‘Ali: “Ia adalah panji hidayah, tanda keimanan, pemimpin para wali Allah dan cahaya yang memberikan kecerlangan seluruh orang yang mentaati Allah Swt.”

14. ‘Ali bersama kebenaran

Rasulullah Saw bersabda:

علي مع الحق والحق معه حيثما دار

Ali bersama hak dan hak bersama ‘Ali.”[42]

15. Kebenaran bersama ‘Ali

Rasulullah Saw bersabda:

الحق مع علي حيث دار

’Ali kemana pun ia berputar, kebenaran senantiasa menyertainya.”[43]

z

16. ‘Ali, haq dan al-Qur’an

Rasulullah Saw bersabda:

علي مع الحق والقرآن والحق والقرآن

مع علي لن يفترقا حتى يردا علىَّ الحوض

’Ali bersama kebenaran dan Qur’an, dan hak serta Qur’an bersama ‘Ali;Keduanya tidak akan berpisah hingga keduanya menemuiku di al-Haudh.”[44]

17. ‘Ali dan al-Qur’an

Rasulullah Saw bersabda:

علي مع القرآن والقرآن مع علي لن يفترقا حتى يردا علىَّ الحوض

’Ali bersama al-Qur’an dan al-Qur’an bersama ‘Ali; keduanya tidak akan berpisah hingga bertemu denganku di telaga Kautsar.”[45]

1 18. ‘Ali laksana Ka’bah

Rasulullah Saw bersabda:

أنت بمنزلة الكعبة تُؤتَى ولا تأتي

Wahai ‘Ali! Engkau laksana Ka’bah dimana seluruh orang datang kepadanya; tetapi ia tidak akan pergi kepada seseorang.”[46]

مثل علي فيكم كمثل الكعبة المُتَسَوَّرَة

النظر إليها عبادة والحج إليها فريضة

Perumpamaan ‘Ali bagi umatku laksana Ka’bah yang tatkala melihatnya adalah ibadah dan bagi orang yang melaksanakan haji wajib hukumnya untuk melihatnya.”[47]

19. ‘Ali adalah Gerbang Ampunan

Rasulullah Saw bersabda:

علي باب حطة فمن دخل منه كان آمناً ومن خرج منه كان كافراً

Ali adalah gerbang ampunan; barang siapa yang memasukinya adalah mukmin dan barang siapa yang keluarnya darinya adalah kafir.[48]

20. Mizan iman

Rasulullah Saw bersabda:

لولاك يا علي ما عُرِف المؤمنون بعدي

Wahai ‘Ali! Sekiranya kalau bukan karena engkau niscaya orang beriman tidak dikenali selepasku.”[49]

21. Pembeda antara hak dan batil

Rasulullah Saw bersabda:

أنت الفاروق بين الحق والباطل

Wahai ‘Ali! Engkau adalah pembeda antara hak dan batil.’[50]

22. Tanda Keimanan

Rasulullah Saw bersabda:

جعلتك علماً فيما بيني وبين أمتي فمن لم يتَّبعك فقد كفر

“Wahai ‘Ali! Aku menjadikanmu sebagai tanda keimanan di antara umatku; barang siapa yang tidak mengikutimu adalah kafir.”[51]

23. Pembagi surga dan neraka

Rasulullah Saw bersabda kepadanya:

أنت قسيم النار

Engkau adalah pembagi neraka.”[52]

Dan ‘Ali As sendiri bersabda: “Aku adalah pembagi neraka.”[53]

Dan bersabda: “Aku adalah pembagi neraka. Pada hari kiamat, aku berkata kepada jahannam: “Ini untukku dan itu untukmu.” Atau ini yang kau ambil dan ini yang aku ambil.”[54]

Qasîm dalam tiga hadits ini bermakna muqâsim; artinya masing-masing dari dua orang yang membagi sesuatu di antara mereka berdua. Oleh karena itu, ketika kita berkata, ‘Ali adalah qasîm neraka, artinya adalah ia dan neraka membagi manusia masing-masing untuk mereka. Dengan demikian, maksud dari riwayat ini adalah bahwa dzat suci ‘Alawi berhadapan dengan jahannam; artinya sebagaimana sebagian manusia nasib mereka memasuki jahannam, sebagian yang lain adalah bagian Imam ‘Ali As. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Hadrat ‘Ali adalah jelmaan surga.

Poin yang lain yang dapat disimpulkan dari hadits yang ketiga adalah wewenang untuk membagi ini berada di tangan Hadrat ‘Ali. Lantaran ia berkata kepada neraka apa yang engkau harus ambil dan engkau harus lepaskan.

Demikian juga Rasulullah Saw bersabda kepadanya: “Engkau adalah pembagi surga dan neraka.”[55]

Qasîm (isim musyabbahatun bil fi’l) dalam hadits ini bermakna qâsim (isim fâil, nomina pelaku). Artinya seseorang yang membagi sesuatu. Hadits ini secara lahir menegaskan bahwa ‘Ali membagi orang-orang yang masuk ke dalam surga dan neraka, akan tetapi pada hakikatnya, ia tidak memerlukan pembagian ini. Akan tetapi Hadrat ‘Ali sendiri merupakan kriteria pembagian; artinya ‘Ali adalah standar dan kriteria surgawinya setiap orang. Setiap orang dapat menjadi surgawi atau ahli surga (orang yang masuk surga) sepanjang mereka bersama ‘Ali dan tidak menyimpang dari jalannya. Akan tetapi apabila menyimpang dari jalannya, ia tidak layak untuk dapat bersama ‘Ali yang suci dan kudus. Tidak ada yang lebih layak untuknya kecuali kayu bakar kering yang tidak lain untuk membakarnya dalam neraka jahannam. Oleh karena itu, kandungan hadits ini ekuivalen dengan kandungan hadits-hadits yang sebelumnya. Dan kandungan seluruh hadits tersebut adalah jelmaan surga dan kriteria surgawinya seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar